Hay Sahabat Pembaca. kali ini saya akan berbagi cerpen buatan saya sendiri. Cerpen ini saya buat berdasarkan kehidupan dari seorang pemuda yang tinggal didesa. Selain itu, saya membuat cerpen ini untuk memenuhi tugas sekolah.
Kegagalan Kunci Kesuksessan
Pengumuman kelulusan sekolah sma sudah tiba, Sobrun sangat senang mendengar berita tersebut karena semua siswa lulus 100% dan Ia mendapat nilai bagus. Pulang dari sekolah Ia langsung memberitahukan berita tersebut “Ibu Bapak aku lulus dan mendapat nilai bagus...” terIak Sobrun sambil membawa tas, “hebat kamu nak...” jawab Ibu, “kamu harus melanjutkan ke perguruan tinggi” jawab Bapak. “tapi aku bingung Pak mau lanjut kemana?” jawab Sobrun. Temannya tidak sengaja mendengar pembicaraan tersebut langsung menghampiri dan berkata, “bagaimana kalau kamu ikut aku kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, disana orangnya pintar – pintar?”. Bapaknya dan Ibunya setuju kalau Sobrun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Yogyakarta . Suara adzan subuh terdengar dari kamar, Sobrun langsung bangun dan bersiap – siap untuk pergi kemusholah. Kemudian, Sobrun mulai mengemas barangnya ke tas untuk kemudia dibawa ke Yogyakarta. Sebelum pergi Ia berpamitan kepada kedua orang tuanya, dengan perasaan sedih dalam hatinya karena harus pergi meninggalkan orang tuanya yang sudah tua. Sobrun berusaha menghilangkan rasa sedihnya karena orang tua menyuruhnya untuk melanjutkan sekolah agar menjadi orang sukses. Sobrun pergi menuju rumah temannya yang sudah menunggu, sesampainya dirumah temannya, Sobrun langsung diajak temannya yang sudah siap berangkat ke Yogyakarta.
Sesampainya di Yogyakarta, Sobrun sangat senang melihat pemandang kota yang indah dan tenang. Sobrun ikut ke kontrakan temannya yang sempit hanya muat dua orang, hal tersebut tidak membuatnya sedih justru malah Ia bersyukur karena sudah diberi tempat tinggal. Mereka beristirahat dan tertidur pulas, karena lelah habis perjalanan jauh dari Pemalang ke Yogyakarta. Keesokan harinya Sobrun bersiap – siap untuk mendaftar di Universitas Gajah Mada, Ia pergi didampingi oleh temannya. Pada saat mendaftar Ia sendirIan, temanya pergi sedang ada urusan kampus. Sobrun kebingungan karena baru pertama kali masuk ke kampus yang besar seperti ini, tiba – tiba Ia menabrak seorang gadis yang sangat cantik. “maaf.. maaf.. maaf.. saya tidak sengaja” kata Sobrun sambil mengambil buku yang terjatuh, “tidak apa mas...” jawab gadis itu sambil mengambil buku yang terjatuh. Tidak sengaja mereka berdua berpegangan tangan pada saaat mengambil buku yang terjatuh, dengan rasa malu dan sedikit senang mereka berdua melepaskan tangan secara bersamaan. Mereka berdua berpamitan lalu berpisah dengan rasa saling suka.
Pengumuman siswa baru telah tiba, melihat orang lain banyak yang tidak terima membuat hati Sobrun gelisah. Ketika melihat namanya ada di papan pengumuman Sobrun langsung senang. Sobrun segera memberitahukan kabar baik tersebut kepada orang tuanya, mendengar berita tersebut orang tuanya ikut senang dan banggga kepada Sobrun. Pulang dari kampus Sobrun langsung membeli perlengkapan sekolah. Sesampainya di kos – kosan Sobrun bingung karena pintunya terkunci sedangkan kuncinya dibawa oleh temannya. Dari jauh temannya datang, yang tadinya Sobrun kesal karena sudah lama menunggu menjadi senang karena melihat temannya datang membawa makanan. “ayo Sobrun kita makan bersama!” kata temannya sambil membuka pintu. “kebetulan saya belum makan” jawab Sobrun sambil tersenyum. Temannya heran melihat Sobrun terseyum terus “kenapa kamu Sobrun tidak seperti biasanya?” kata temannya yang heran. “ini loh saya tadi diterima sekolah di Universitas Gajah Mada” jawab Sobrun sambil tersenyum. Temannya senang mendengar berita tersebut, sambil menyIapkan makanan. Sobrun mengatakan bahwa Ia tadi ketemu dengan seorang gadis yang cantik yang membuat hatinya berdebar – debar. Temannya menasehati “kamu disini tujuannya mau sekolah dan ingin menjadi orang sukses, kenapa kamu mulai mencari pacar? Sebaiknya kamu lupakan saja gadis tadi!” kata temannya. “baiklah saya akan melupakan gadis tadi, demi cita – cita saya menjadi orang sukses” kata Sobrun yang sedikit kecewa dan Ia mulai semangat untuk sekolah.
Pagi itu pukul sembilan hari senin, Sobrun sudah bersiap – siap pergi ke kampus. Ia berjalan kaki menuju jalan raya kemudian naik angkutan umum karena jaraknya lumayan jauh dari kos – kosannya. Di kampus Ia mulai berkenalan dengan teman – teman sekelasnya yang baru, walaupun agak gugup pada awalnya. Lama – kelamaan Ia mulai hafal area kampus dan mempunyai banyak teman karena Ia orangnya jujur dan patuh pada peraturan kampus.
Dua bulan kemudian, Sobrun ingin hidup mandiri dan meninggalkan temannya dikos – kosan. Ia memilih hidup dipondokan karena ingin memperdalam agama islamnya. Awalnya Sobrun merasa kesusahan mengatur waktunya dalam pergi ke kampus dengan jadwal dipondok, namun lama – kelaman Ia mulai bisa mengatur antara pergi ke kampus dengan di pondok. Sobrun mulai tertarik dengan berdagang pelajaran yang Ia peroleh dari pondokan. Sobrun mulai menabung dengan menyisakan dikit demi sedikit uang sakunya untuk buka usaha.
Setelah dua tahun berlalu , tabungan Sobrun belum cukup untuk menyewa sebuah bangunan kecil. Ia bingung harus bagaimana ,Ia meminta pinjaman kesana kemari tapi uangnya belum cukup. Akhirnya Ia punya ide, yaitu berhenti kuliah kemudian uang untuk bayar kuliah Ia buat menyewa sebuah bangunan kecil dekat sekolah. Tanpa sepengetahuan orang tua nya Ia nekat berhenti kuliah demi menjadi pengusaha. Setelah menyewa toko Ia mulai menata awal semua barang dagangannya.
Tokonya buka mulai pukul 12.00 WIB, Ia mulai menawarkan barang dagangannya seperti perlengkapan sekolah kepada para siswa yang berada di sekolah sebelah tokonya. Walaupun awalnya tokonya sepi dari pembeli dengan semangat dan kerja keras para siswa pada datang ke tokonya. Tokohnya sudah rame namun Ia belum puas, Sobrun ingin mengembangkan usahanya yaitu membeli komputer, printer dan mesin fotocopy. Tapi modalnya tidak ada , lagi – lagi Ia membohongi orang tuannya lagi. Ia membeli alat – alat tersebut dengan uang yang seharusnya buat bayar kuliah. Ia mulai puas dengan usahanya itu, tanpa memikirkan orang tua yang telah membIayai sekolahnya dengan banting tulang. Tokonya yang kecil dan sempit kemudian Ia perbesar lagi agar menjadi luas dengan uang yang diperolehnya dari membohongi orang tua. Ia merasa kelelahan “bagaimana kalau saya menyewa karyawan” sahut dalam hati Sobrun. Ia mulai menyewa seorang karyawan untuk membantunya berdagang.
Pagi itu pukul 10.00 WIB hari senin, Ia pergi ketoko seperti biasa untuk memulai berdagang. Ketika sampai ditoko Ia heran karena kunci pintu toko sudah terbuka. Dengan wajah cemas Ia langsung masuk ketoko, ternyata tidak disangka alat – alat seperti komputer, print dan mesin fotocopy hilang semua. Diduga toko Sobrun kemalingan tadi malam, Ia sedih dan kecewa kemudian langsung melapor ke kantor polisi. Dengan kejadIan itu Sobrun telah menyesal perbuatannya karena modalnya hasil dari membohongi orang tua. Ia bingung harus bagaimana ketika pulang ke Pemalang karena Ia sudah tidak kuliah dan tokonya sudah bangkrut.
Setelah seminggu Ia menjadi pengangguran di yogyakarta, Ia memutuskan untuk pulang ke Pemalang. Dengan rasa bersalah Ia memberanikan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesampainya di Pemalang Ia langsung meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Namun bapaknya tidak memaafkan perbuatannya karena telah membohongi. Tanpa putus asa Ia mulai mengawali usahanya di Pemalang dengan menjual sembako di rumahnya. Modal Ia peroleh dari meminjam teman – temannya. Dikit demi sedikit hasil penjualan Ia kumpulkan untuk mengembangkan usahanya. Kurang dari satu tahun Ia mulai membangun toko keci didepan rumahnya dengan nama “SEVEN MART”.
Kurang dari dua tahun, Seven Mart berkembang pesat menjadi minimarket dengan banyak karyawan. Keberhasilan itu berkat niat dan kerja keras Sobrun walaupun banyak rintangan. Bapaknnya mulai percaya kepada Sobrun serta memaafkan semua kesalahannya. Ia merasa senang tapi belum puas karena masih banyak orang yang menjadi pengangguran di desanya. Ia memulai usaha keripik Pisang dan Usus dengan karyawan warga sekitar. Hasilnya dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di desa. Ia melihat para pemuda didesanya yang banyak bermain game, mereka manjadi bodoh. Lalu Ia membuat sebuah grup rebana. Hasilnya para pemuda tidak lagi bermain game yang tidak ada gunanya tetapi bermain rebana. Grup rebananya mulai terkenal karena sering mengisi acara di Hajatan. Usahanya selama ini tidak sia – sia karena banyak orang menenikmatinya. Menurut Sobrun kegagalan adalah kunci dari kesuksessan.
Sesampainya di Yogyakarta, Sobrun sangat senang melihat pemandang kota yang indah dan tenang. Sobrun ikut ke kontrakan temannya yang sempit hanya muat dua orang, hal tersebut tidak membuatnya sedih justru malah Ia bersyukur karena sudah diberi tempat tinggal. Mereka beristirahat dan tertidur pulas, karena lelah habis perjalanan jauh dari Pemalang ke Yogyakarta. Keesokan harinya Sobrun bersiap – siap untuk mendaftar di Universitas Gajah Mada, Ia pergi didampingi oleh temannya. Pada saat mendaftar Ia sendirIan, temanya pergi sedang ada urusan kampus. Sobrun kebingungan karena baru pertama kali masuk ke kampus yang besar seperti ini, tiba – tiba Ia menabrak seorang gadis yang sangat cantik. “maaf.. maaf.. maaf.. saya tidak sengaja” kata Sobrun sambil mengambil buku yang terjatuh, “tidak apa mas...” jawab gadis itu sambil mengambil buku yang terjatuh. Tidak sengaja mereka berdua berpegangan tangan pada saaat mengambil buku yang terjatuh, dengan rasa malu dan sedikit senang mereka berdua melepaskan tangan secara bersamaan. Mereka berdua berpamitan lalu berpisah dengan rasa saling suka.
Pengumuman siswa baru telah tiba, melihat orang lain banyak yang tidak terima membuat hati Sobrun gelisah. Ketika melihat namanya ada di papan pengumuman Sobrun langsung senang. Sobrun segera memberitahukan kabar baik tersebut kepada orang tuanya, mendengar berita tersebut orang tuanya ikut senang dan banggga kepada Sobrun. Pulang dari kampus Sobrun langsung membeli perlengkapan sekolah. Sesampainya di kos – kosan Sobrun bingung karena pintunya terkunci sedangkan kuncinya dibawa oleh temannya. Dari jauh temannya datang, yang tadinya Sobrun kesal karena sudah lama menunggu menjadi senang karena melihat temannya datang membawa makanan. “ayo Sobrun kita makan bersama!” kata temannya sambil membuka pintu. “kebetulan saya belum makan” jawab Sobrun sambil tersenyum. Temannya heran melihat Sobrun terseyum terus “kenapa kamu Sobrun tidak seperti biasanya?” kata temannya yang heran. “ini loh saya tadi diterima sekolah di Universitas Gajah Mada” jawab Sobrun sambil tersenyum. Temannya senang mendengar berita tersebut, sambil menyIapkan makanan. Sobrun mengatakan bahwa Ia tadi ketemu dengan seorang gadis yang cantik yang membuat hatinya berdebar – debar. Temannya menasehati “kamu disini tujuannya mau sekolah dan ingin menjadi orang sukses, kenapa kamu mulai mencari pacar? Sebaiknya kamu lupakan saja gadis tadi!” kata temannya. “baiklah saya akan melupakan gadis tadi, demi cita – cita saya menjadi orang sukses” kata Sobrun yang sedikit kecewa dan Ia mulai semangat untuk sekolah.
Pagi itu pukul sembilan hari senin, Sobrun sudah bersiap – siap pergi ke kampus. Ia berjalan kaki menuju jalan raya kemudian naik angkutan umum karena jaraknya lumayan jauh dari kos – kosannya. Di kampus Ia mulai berkenalan dengan teman – teman sekelasnya yang baru, walaupun agak gugup pada awalnya. Lama – kelamaan Ia mulai hafal area kampus dan mempunyai banyak teman karena Ia orangnya jujur dan patuh pada peraturan kampus.
Dua bulan kemudian, Sobrun ingin hidup mandiri dan meninggalkan temannya dikos – kosan. Ia memilih hidup dipondokan karena ingin memperdalam agama islamnya. Awalnya Sobrun merasa kesusahan mengatur waktunya dalam pergi ke kampus dengan jadwal dipondok, namun lama – kelaman Ia mulai bisa mengatur antara pergi ke kampus dengan di pondok. Sobrun mulai tertarik dengan berdagang pelajaran yang Ia peroleh dari pondokan. Sobrun mulai menabung dengan menyisakan dikit demi sedikit uang sakunya untuk buka usaha.
Setelah dua tahun berlalu , tabungan Sobrun belum cukup untuk menyewa sebuah bangunan kecil. Ia bingung harus bagaimana ,Ia meminta pinjaman kesana kemari tapi uangnya belum cukup. Akhirnya Ia punya ide, yaitu berhenti kuliah kemudian uang untuk bayar kuliah Ia buat menyewa sebuah bangunan kecil dekat sekolah. Tanpa sepengetahuan orang tua nya Ia nekat berhenti kuliah demi menjadi pengusaha. Setelah menyewa toko Ia mulai menata awal semua barang dagangannya.
Tokonya buka mulai pukul 12.00 WIB, Ia mulai menawarkan barang dagangannya seperti perlengkapan sekolah kepada para siswa yang berada di sekolah sebelah tokonya. Walaupun awalnya tokonya sepi dari pembeli dengan semangat dan kerja keras para siswa pada datang ke tokonya. Tokohnya sudah rame namun Ia belum puas, Sobrun ingin mengembangkan usahanya yaitu membeli komputer, printer dan mesin fotocopy. Tapi modalnya tidak ada , lagi – lagi Ia membohongi orang tuannya lagi. Ia membeli alat – alat tersebut dengan uang yang seharusnya buat bayar kuliah. Ia mulai puas dengan usahanya itu, tanpa memikirkan orang tua yang telah membIayai sekolahnya dengan banting tulang. Tokonya yang kecil dan sempit kemudian Ia perbesar lagi agar menjadi luas dengan uang yang diperolehnya dari membohongi orang tua. Ia merasa kelelahan “bagaimana kalau saya menyewa karyawan” sahut dalam hati Sobrun. Ia mulai menyewa seorang karyawan untuk membantunya berdagang.
Pagi itu pukul 10.00 WIB hari senin, Ia pergi ketoko seperti biasa untuk memulai berdagang. Ketika sampai ditoko Ia heran karena kunci pintu toko sudah terbuka. Dengan wajah cemas Ia langsung masuk ketoko, ternyata tidak disangka alat – alat seperti komputer, print dan mesin fotocopy hilang semua. Diduga toko Sobrun kemalingan tadi malam, Ia sedih dan kecewa kemudian langsung melapor ke kantor polisi. Dengan kejadIan itu Sobrun telah menyesal perbuatannya karena modalnya hasil dari membohongi orang tua. Ia bingung harus bagaimana ketika pulang ke Pemalang karena Ia sudah tidak kuliah dan tokonya sudah bangkrut.
Setelah seminggu Ia menjadi pengangguran di yogyakarta, Ia memutuskan untuk pulang ke Pemalang. Dengan rasa bersalah Ia memberanikan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesampainya di Pemalang Ia langsung meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Namun bapaknya tidak memaafkan perbuatannya karena telah membohongi. Tanpa putus asa Ia mulai mengawali usahanya di Pemalang dengan menjual sembako di rumahnya. Modal Ia peroleh dari meminjam teman – temannya. Dikit demi sedikit hasil penjualan Ia kumpulkan untuk mengembangkan usahanya. Kurang dari satu tahun Ia mulai membangun toko keci didepan rumahnya dengan nama “SEVEN MART”.
Kurang dari dua tahun, Seven Mart berkembang pesat menjadi minimarket dengan banyak karyawan. Keberhasilan itu berkat niat dan kerja keras Sobrun walaupun banyak rintangan. Bapaknnya mulai percaya kepada Sobrun serta memaafkan semua kesalahannya. Ia merasa senang tapi belum puas karena masih banyak orang yang menjadi pengangguran di desanya. Ia memulai usaha keripik Pisang dan Usus dengan karyawan warga sekitar. Hasilnya dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di desa. Ia melihat para pemuda didesanya yang banyak bermain game, mereka manjadi bodoh. Lalu Ia membuat sebuah grup rebana. Hasilnya para pemuda tidak lagi bermain game yang tidak ada gunanya tetapi bermain rebana. Grup rebananya mulai terkenal karena sering mengisi acara di Hajatan. Usahanya selama ini tidak sia – sia karena banyak orang menenikmatinya. Menurut Sobrun kegagalan adalah kunci dari kesuksessan.
Setelah membaca cerpen Kegagalan Kunci Kesuksesan anda dapat mengambil pelajaran yang baik sebagai motivasi. Apabila ada kesamaan nama tokoh dan kesalahan kata saya mohon maaf karena saya bukan penulis yang baik. Terima kasih sudah mampir..,
0 comments:
Posting Komentar