Selasa, 06 Februari 2018

Pengertian, Watak, Pathokan dan Contoh Tembang Pocung





     Hay Sahabat Pembaca, bertemu lagi di blog Biasa Bae yang akan menjelaskan tentang tembang pocung. Tembang pocung merupakan pelajaran Basa Jawa yang sedikit sulit karena anda harus benar - benar paham tentang tembang Pocung.


Pengertian tembang pocung
       Kata Pocung berasal dari kata ‘pocong’ yang menunjukkan kondisi ketika seseorang sudah meninggal maka ia akan dibungkus dengan kain putih atau dipocong sebelum dikebumikan. Filosofi dari tembang pocong ini menunjukkan adanya sebuah ritual untuk melepaskan kepergian seseorang.

Watak Tembang Pocung
      Watak atau karakter tembang pocung ini bisa dikatakan tentang kebebasan, dan juga tindakan sesuka hati. Dimana tembang pocung ini sering digunakan untuk menceritakan lelucon dan berbagai nasehat.

Pathokan Tembang Pocung
Guru Lagu          = u-a-i-a
Guru Wilangan   = 12-6-8-12
Guru Gatra          = 4 gatra

Contoh Tembang Pocung :

Ngelmu iku kalakone kanthi laku
(Ilmu itu hanya dapat diraih dengan cara dilakukan dalam perbuatan)
Lekase lawan kas
(Dimulai dengan kemauan)
Tegese kas nyantosani
(Artinya kemauan yang menguatkan)
Setya budaya pangekese dur angkara
(Ketulusan budi dan usaha adalah penakluk kejahatan)

—————

Angkara gung neng angga anggung gumulung
(Kejahatan besar di dalam tubuh kuat menggelora)
Gegolonganira
(Menyatu dengan diri sendiri)
Triloka lekeri kongsi
(Menjangkau hingga tiga dunia)
Yen den umbar ambabar dadi rubeda.
(Jika dibiarkan akan berkembang menjadi bencana)

——————

Beda lamun kang wus sengsem reh ngasamun
(Tetapi berbeda dengan yang sudah suka menyepi)
Semune ngaksama
(Tampak sifat pemaaf)
Sasamane bangsa sisip
(Antar manusia yang penuh salah)
Sarwa sareh saking mardi martatama
(Selalu sabar dengan jalan mengutamakan sikap rendah hati)

——————–

Taman limut durgameng tyas kang weh limput
(Dalam kabut kegelapan, angkara dihati yang selalu menghalangi)
Karem ing karamat
(Larut dalam kesakralan hidup)
Karana karoban ing sih
(Karena temggelam dalam kasih sayang)
Sihing sukma ngrebda saardi pengira
(Kasih sayang sukma (sejati) tumbuh berkembang sebesar gunung)

——————

Yeku patut tinulat tulat tinurut
(Sebenarnya itulah yang pantas dilihat, dicontoh dan patut diikuti)
Sapituduhira
(Sebagai nasehatku)
Aja kaya jaman mangkin
(Jangan seperti zaman nanti)
Keh pra mudha mundhi diri Rapal makna
(Banyak anak muda menyombongkan diri dengan hafalan arti)

——————

Durung becus kesusu selak besus
(Belum mumpuni tergesa-gesa untuk berceramah)
Amaknani rapal
(Mengartikan hafalan)
Kaya sayid weton mesir
(Seperti sayid dari Mesir)
Pendhak pendhak angendhak Gunaning jalma
(Setiap saat meremehkan kemampuan orang lain)



    Tembang Pocung menggambarkan orang ketika sudah meninggal hartanya tidak bisa dibawa kecuali hanya kain mori yang digunakan untuk membungkusnya dengan cara dipocong. Terima kasih sudah mampir..,

4 komentar: